Saya merupakan guru Pendidikan Agama Islam, Hadits dan Bahasa Arab di Sekolah Islam Terpadu ini, baru masuk 3 bulan mengajar bertemu anak-anak. Saya mengajar dari kelas 1 sampai 6 selama weekday, dari pukul 6.30 sampai 14.30 Wib. Seminggu pertama saya mengajar suara saya sudah habis dan serak, dikarenakan belum terbiasa untuk berbicara lebih keras dari anak-anak berjumlah 163 orang yang sangat berisik. Selama sebulan mengajar kelas saya selalu dihiasi dengan suara serak dan putus-putus, dan tak jarang mengurangi volume berbicara.
Selama sebulan itu saya selalu berinteraksi dengan guru yang sudah
lebih lama untuk mengetahui metode yang tepat. Banyak sekali masukan dan saran
untuk saya, dan itu sangat membantu sekali. Mulai dari peraturan kelas,
informasi kondisi kelas, dan mulai mengingat nama-nama anak yang harus segera
dilakukan. Interaksi antar guru dilakukan setiap pagi sebelum mengajar, setelah
semua anak dan guru melaksanakan “Inspirasi Pagi” atau IP yang dilaksanakan
setiap sebelum belajar. Beberapa guru yang piket menjaga aktivitas shalat dhuha
yang dilaksanakan setiap hari, dan guru yang tidak piket melakukan Konsolidasi
sebelum memulai pembelajaran. Banyak informasi anak yang disampaikan pada
moment tersebut, pun digaungkan Salam Pejuang Peradaban, Visi-Misi, serta Salam
Budaya Kerja agar guru semangat dalam mengajar dan berinteraksi dengan anak.
Saya banyak melakukan metode pada pembelajaran seperti aktivitas
fisik drama kisah nabi dan rasul, kuis antar kelompok muslim dan muslimah,
berdongeng dengan banyak karakter tokoh, bernyanyi lagu pembelajaran ketauhidan
dan bahasa arab. Semua itu dilakukan agar anak belajar dari guru bukan dari
buku. Buku hanya sebagai alat bantu pembelajaran, agar materi tidak jauh
berbeda. Sedangkan pembelajaran masih berpusat di guru sebagai teladan dan
contoh murid.
Guru sebagai teladan akan mampu membangkitkan semangat belajar
murid. Guru kreatif akan menghasilkan murid yang kreatif, guru yang ceria akan
memuat anak pun ceria, guru yang terus belajar dalam mengajar akan memangkitkan
keinginan belajar murid. Guru sebagai fasilitator harus dapat mencontohkan dan
memberi contoh pemelajaran kepada murid, karena itu guru harus terus belajar. Terutama
jika ingin menanamkan karakter pada anak, maka karakter itu harus juga ada pada
guru atau guru dan murid sama-sama mementuk karakter yang ingin dibentuk.
Sebelum pembelajaran murid selalu memulainya dengan berdo’a dan
menghafal surat Al-Qur’an Juz 30, pun guru juga sama menghafal atau muraja’ah
hafalan juz 30. Dalam seminggu ada pembelajaran membaca Al-Qur’an. Murid pun
mendapatkan pembelajaran menghafal dan mengamalkan hadits dalam 1 semester
target 20 hadits. Semua itu dilakukan agar tumbuh karakter Al-Qur’an pada diri
anak, sehingga karakter itu melekat menjadi perilaku dan akhlak yang sesuai dengan
Al-Qur’an dan Sunah. Karena Karakter Al-Qur’an bagi saya adalah Sumber karakter
baik pada manusia. Setelah manusia sejak masa pembelajarannya mendapatkan
sumber yang benar, maka akan muncul karakter dan perilaku yang benar.
Saya pernah menangis membayangkan anak-anak yang saya didik akan
masuk syurga dan memanggil guru-gurunya yang ada di neraka dikarenakan
banyaknya dosa. Pun saya pernah membayangkan seorang murid akan meminta
tanggung jawab di akhirat dikarenakan kurangnya perhatian dan kepedulian saya
kepada mereka, hingga membawa kami ke neraka. Maka guru bukanlah pekerjaan yang
sia-sia, perlu dilakukan dengan ikhlas, cerdas, dan tuntas.
Sekolah ini tempat dimana saya mengajar selalu memperhatikan murid
satu demi satu, dari kondisi orang tuanya yang belum peduli, atau terlalu
memanjakan, belum pas dalam mendidik, belum bisa komunikatif kepada sekoah,
dsb. Karena Sekolah ini yakin tidak akan timbul perubahan baik pada anak jika
tidak ada kerja sama dari orang tua. Baik memantau sholat, memantau aktivitas
dunia maya anak, dsb. Dengan adanya kerja sama orang tua dan sekolah,
diharapkan akan mempercepat proses perubahan baik pada anak.
Anak bukanlah objek amarah orang tua dan guru, anak juga bukan
binatang yang tidak diberikan kasih sayang dan tak pernah didengarkan
ceritanya, berfikirlah seperti mereka untuk bisa diterima mereka. Anak harus
dibiarkan berekspresi, dan dinasihati untuk menjaga agar tidak melakukan
ekspresi yang berlebihan dan negatif. Anak juga harus diberitahukan terkait
dengan emosinya, baik marah, sedih, senang, dsb harus diekspresikan dengan baik
dan tidak merusak.
Setiap anak di sekolah ini harus berani berbicara, mengekspresikan
diri, memilih minatnya dan mengembangkan bakatnya. Baik anak yang pendiam dan
aktif, ia haruslah maju kedepan sebagai pemimpin dalam berdo’a dihadapan
anak-anak yang lain, haruslah berani menjadi ketua kelas, harus berani
melaporkan, harus berani jujur dan mengakui kesalahan.
Setiap kesalahan minimal dihukum dengan beristighfar ataupun memungut
sampah, berlari lapangan, dan hal-hal lain yang tidak menyebabkan anak kesal. Namun
justru sadar akan kesalahannya dan kadang diekspresikan dengan menangis. Bahkan
anak tidak mengerti mengapa mereka menangis, dikarenakan mereka belum tahu apa
yang disebut kesalahan. Maka kesalahan juga harus ada hukuman agar mereka tahu
perbuatan yang dilakukan adalah kesalahan.
Pun jika meraka melakukan kebaikan, banyak hadiah yang sering
diberikan. Baik hanya permen, bahkan ucapan terima kasih, sampai dibelikan
eskrim, makanan, dan hal-hal lain yang berguna bagi mereka. Selama 3 bulan ini
sudah ada beberapa agenda yang dilaksanakan. Mulai dari Jalan Sehat, Perayaan
HUT RI ke-70, Pawai Muharram, Lomba Keislaman, Pelatihan Sholat ‘Id, Puasa
Arafah, Shalat istisqo, Lomba Bulan Bahasa, dan Terakhir Outing Class. Semua
itu dilaksanakan bertujuan untuk pembelajaran kepada anak, bagi Sekolah
pembelajaran tidak hanya di kelas jadi kegiatan sekolah juga bagian dari pembelajaran
anak.
Semakin terharu dan meneteskan air mata saya ketika Outing Class berkunjung
ke Pesantren Tahfidz Qur’an dan anak-anak melantunkan QS. An-Naba dihadapan
Pimpinan Pesantren. Saya memikirkan generasi penerus Indonesia kedepan yang
akan memimpin bangsa ini dan mereka semua berkarakter Al-Qur’an dan berakhlak
Al-Qur’an. Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan diberkahi Allah Swt.
Aaamiin.
Andry
Muhayat
#PelayanUmat
#PendidikBangsa
SDIT
Nurul Islam Pondok Kopi
luar biasa.. menginspirasi.. :)
BalasHapusMantap ustadz :)
BalasHapusMantap ustadz :)
BalasHapustulisan yang bagus, salut
BalasHapus