Bismillah..
Islam saat ini sedang dilanda ujian-ujian,
hanya yg beriman benar-lah yang akan terus bertahan. Islam dipecah-belah oleh
kaum-kaum yang memusuhi Islam, yahudi, nasrani, dan terkhusus yang berkembang
adalah sekulerisme, pluralisme dan liberalisme.
QS. Al-Imran
(3) :
“100. Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman.
105. Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat”
Jelas dalam Al-Qur’an sudah tertuang firman ALLAH
Swt berkaitan dengan ujian-ujian umat Islam, Islam merupakan agama yang benar
dan ALLAH ridho padanya. Maka umat Islam saat ini jangan mudah goyah dengan
hasutan-hasutan kaum yang memusuhi Islam.
QS. Al-Imran
(3) :
“19.
Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya.
85. Barang
siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Islam tidak mengenal sifat ganda, yang Haq
adalah Haq dan yang Bathil adalah Bathil. Maka dalam urusan Aqidah tidak ada
yang perlu diperdebatkan, walaupun dalam setiap pendapat pasti ada yang berbeda
namun terbatas dalam urusan mu’amalah.
“Aku tidak suka
jika para sahabat tidak berselisih pendapat, kerana apabila mereka bersatu pada
satu pendapat dan disanggahi oleh seorang daripada mereka sudah tentu orang itu
menjadi sesat. Apabila mereka berselisih pendapat, seseorang mengambil pendapat
ini dan seorang mengambil pendapat itu, ia merupakan suatu kelapangan”. Umar
bin Abdul Aziz
Jika Rukun Iman (ALLAH, Malaikat, Al-Qur’an,
Rasulullah, Kiamat, Qadha dan Qadar) serta Islam (Syahadat, Shalat, Puasa,
Zakat, Haji) masih sama, maka kita adalah saudara sesama muslim. Karena itu ada
beberapa hal yang harus difahami umat Islam berkaitan dengan
perbedaan-perbedaan pendapat dalam Islam,
1. Perbedaaan dalam nama Jama’ah
Kita sadari bahwa banyak sekali jama’ah islam yang berkembang, bukan
berarti islam telah terpecah-belah namun perlu disadari bahwa Ahlussunah wal
Jama’ah tetap menjadi julukan untuk setiap jama’ah yang ada. Artinya jika
seorang muslim masih mengikuti sunah yang Rasulullah contohkan dan berada dalam
jama’ah da’wah maka ia dalam kebenaran Insya ALLAH. Berjama’ah berbeda dengan berkelompok,
berkelompok selalu mengedepankan kepentingan kelompoknya dibandingkan
kepentingan yang lain. Namun dalam jama’ah kepentingan ALLAH-lah yang
diutamakan, karena tujuan utama dari jama’ah adalah mengingat ALLAH dan
meninggikan Firman-Nya dalam setiap sendi kehidupan.
2. Perbedaan dalam gerakan Da’wah
Gerakan-gerakan da’wah islam sangat beragam, bahkan jika kita kaji sejarah
sahabat dimasa kejayaan maka kita akan temui seorang sahabat bernama Abu Dzar
Al-Ghifari, ia adalah seorang sahabat yang sederhana dalam sepanjang hidupnya.
Abu Dzar Al-Ghifari sangat kesal dengan para sahabat yang berlimang kemewahan
dimasa kejayaan, beliau selalu menegur sahabat-sahabat yang lain namun tak
pernah dianggap besar oleh sahabat-sahabat yang lain hingga akhirnya beliau membuat
jama’ah baru yang mengedepankan kesederhanaan dalam berda’wah. Sahabat yang
lain menganggap hal tersebut bukan sebagai ancaman, karena yang dilakukan Abu
Dzar Al-Ghifari merupakan sesuatu yang tidak salah. Hingga kematian beliau para
sahabat datang ke rumahnya yang kecil, dan tinggal seorang istri yang sholihah.
Dari sejarah tersebut maka muslim harus belajar kelapangan dalam perbedaan
gerak da’wah, bukan saling mencaci atau menyalahkan. Karena musuh Islam
sebenarnya adalah mereka yang menyerang islam baik Fikriyah maupun Jasadiyah.
3. Perbedaan dalam Fiqh
Mahzab ulama yang berkembang merupakan suatu acuan bahwa memang perbedaan
merupakan rahmat dari ALLAH, karena setiap ulama mengkaji pada zaman yang
berbeda kecuali fiqh yang jelas ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits yang
disetujui oleh ulama-ulama terdahulu. Rasanya tak pantas kita berpendapat
tentang Islam kecuali didasarkan pendapat ulama-ulama terdahulu, kecuali jika
kita lebih baik atau sama kapabilitasnya dengan ulama-ulama tedahulu. Mereka yang
mengkaji hadits hingga rela berpergian jauh, mereka yang telah hafal Al-Qur’an,
mereka yang mengamalkan ilmu-ilmu Al-Qur’an, mereka ahli dalam berbagai ilmu,
mereka yang dekat dengan Al-Qur’an dan menjadi sahabat Al-Qur’an, serta banyak
hal lain yang tak sanggup kita menandingi mereka.
4. Beberapa perbedaan yang lain yang berkembang
Wallahu’alam
bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar