Qur'an merupakan panduan bagi manusia, panduan untuk menjalani kehidupan di dunia dan orientasinya. Pendidikan, Budaya, Sosial, Ekonomi, Politik, dsb telah lengkap mengisi tiap-tiap ayat dalam Al-Qur'an, namun ada hal yang luar biasa dari Al-Qur'an yang patut menjadi bahasan. Yaitu munculnya segelintir kisah tentang nabi-nabi terdahulu, orang-orang sholih, dsb.
Kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an bukanlah kisah fiktif yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, contohnya saja kisah fir'aun yang jasadnya diabadikan di museum. Untuk apa Allah menurunkan wahyu dalam bentuk kisah? Bukankah cukup hanya dengan perintah dan larangan? Serta dengan bukti kekuasaan pada Alam semesta serta menghadirkan bencana dan kiamat. Mengapa perlu ada kisah dalam Al-Qur'an?
Kita ketahui bahwa Rasulullah Saw merupakan Al-Qur'an berjalan, begitulah 'Aisyah menyebutkannya. Akhlak, pemikiran, sikap, gerakan, perkataan, dsb bersumber dari Al-Qur'an. Lalu mengapa Allah harus menurunkan ayat tentang kisah terdahulu? Ya jawabannya karena Allah ingin Rasulullah Saw belajar dari kisah terdahulu, bahkan di setiap ayat tentang kisah akan diakhiri dengan kata ibroh (mengambil manfaat, hikmah, pelajaran).
Rasulullah Saw dididik oleh Allah dengan kisah, baik keberhasilan, perjuangan, semangat, dsb dari kisah-kisah terdahulu. Maka kita sebagai ummat Rasulullah Saw sangat penting mempelajari siroh. Pun Ustadz Asep Sobari, Lc dalam kajian Siroh Community Indonesia menyebutkan bahwa buku yang seharusnya ada dalam rumah muslim selain Al-Qur'an dg Tafsir dan Kitab Hadits, perlu juga tersedia buku siroh.
Siroh juga bukan hanya tentang kisah yang dikagumi atau dianggap mewakili keberhasilan terdahulu, namun harus menjadi bahan sebagai pertimbangan peradaban masa kini dan masa depan. Sebagaimana siroh diartikan sebagai bentuk implementasi nyata dari Al-Qur'an sebagai contoh berkehidupan, serta menjadi menjadi manhaj/kurikulum kehidupan kini dan masa datang. (AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar