Selasa, 24 Januari 2012

Berita Bohong

Bismillahirrahmanirrahim...

Teruntuk para pembawa kata-kata hikmah dan manfaat...
Teruntuk para pembela yang haq....
Teruntuk manusia yang penuh khilaf atas dunia....

Kali ini penulis sedikit bercerita tentang berita bohong yang menimpa kaum muslimin baik pada zaman Raulullah SAW, zaman sahabat maupun saat ini. Sangat sedih memang jika kita dibohongi oleh sesama muslim, terlebih jika orang yang membohongi kita adalah sahabat terdekat kita. Dalam tulisan ini penulis berharap kepada seluruh umat muslim agar tidak terlalu percaya kepada suatu berita yang belum ada bukti kebenarannya dan tidak menyebarluaskannya. Tidak bisa dipungkiri, jika memang berita itu benar namun saat tidak ada penjelasan yang terbuka akan menimbulkan fitnah antar kaum muslimin, yang justru akan memecah-belah kaum muslimin dan menguntungkan kaum kafir. Hal itu terjadi pada penulis sendiri yang mulanya selalu share berita-berita dari dunia maya ke jejaring sosial, yang akhirnya menjadi bahan pembicaraan dan terjadi saling adu pendapat. Niat penulis baik untuk share berita tersebut, namun berita yang belum memiliki kejelasan justru akan menimbulkan fitnah.


Berikut merupakan ayat yang menerangkan tentang suatu berita bohong pada zaman Rasulullah SAW, pada saat itu ‘Aisyah ra keluar dari tempatnya untuk suatu keperluan saat Rasulullah dan kaum muslimin sedang istirahat dalam perjalanan setelah perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H. ‘Aisyah kembali dan menyadari bahwa kalungnya telah hilang dan pergi kembali untuk mencarinya, setelah selesai istirahat rombongan melanjutkan kembali perjalanan dan menyangka ‘Aisyah ra masih berada ditempatnya. Setelah 'Aisyah mengetahui, rombongan sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan rombongan akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan ibnu Mu'aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, istri Rasul!" 'Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, maka fitnahan atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. QS. An-Nur : 11

Kemudian pada ayat selanjutnya ALLAH SWT menegur kamum muslimin atas perbuatan mereka yang mempercayai berita bohong tersebut, merupakan pelajaran berharga bagi kaum muslimin agar senantiasa mencari bukti atas berita sebelum melakukan tuduhan.

Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." QS. An-Nur : 12

Maka ALLAH SWT memberikan solusi atas permasalahan tersebut dengan menurunkan ayat tentang saksi/bukti dari orang yang menuduh, dan jika pendusta ini tidak memberikan bukti atau saksi dengan mendatangkan 4 orang saksi maka dianggap orang ini telah berdusta.

Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta. QS. An-Nur : 13

Maka kejadian ini menjadikan pelajaran bagi kaum muslimin, dalam ayat selanjutnya ALLAH SWT menjelaskan tentang hikmah kejadian tersebut dan hukuman-hukuman bagi para pembuat berita bohong dan yang menyebarluaskan berita bohong tersebut. ALLAH SWT juga memberikan peringatan agar tidak melakukan hal yang seperti itu lagi jika memang kita orang-orang yang beriman. Sungguh Al-Qur’an ini merupakan pedoman bagi umat manusia dan memberikan hikmah, maka mengapa masih tidak menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita.

Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar." Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman. dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. An-Nur : 14-18

Semoga tulisan ini menjadikan pelajaran bagi penulis dan pembaca untuk senantiasa menjaga ucapan kita dari kata-kata yang dusta dan menimbulkan fitnah. Lebih baik kita diam dari pada banyak bicara namun membawa kemudharatan, tetapi ada pepatah “diam adalah emas, namun jujur lebih baik dari pada emas”.


by : me and Islam

Sumber : Al-Qur'an dan Hadits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar