Jumat, 20 Januari 2012

Politik Praktis dalam Pandangan Islam


Bismillahirrahmanirrahim…

Setelah diskusi dengan sahabat-sahabat saya, tentunya mereka adalah penulis dan bloger yang lebih hebat dari saya, Saya belajar banyak dari mereka seputar menulis. Diskusi yang cukup singkat itu memang tidak berjalan formal seperti diskusi-diskusi yang sudah ada, namun tidak menurunkan nilai-nilai diskusi kami dan mungkin lebih bersifat kekeluargaan. Di dalam mushala yang kita anggap sebagai tempat kita menuangkan ide dan pendapat, kita berdiskusi seputar perkembangan islam di sekitar mushala dan perkembangan politik yang tidak lagi merakyat (pendapat pribadi). Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah hal yang lumrah terjadi, jadi kami saling menghargai perbedaan pendapat kami masing-masing. Sarana diskusi merupakan contoh Rasulullah dibandingkan dengan debat yang menjatuhkan lawan bicara, karena dalam diskusi harus saling menghargai pendapat dari lawan bicara dan menyanggah pun dengan cara yang baik. Tidak usah berlama-lama lagi, langsung saya sedikit memberi wacana seputar politik.


Beberapa hal yang kita bahas terutama tentang pentingnya politik praktis pada zaman ini, tentu hal ini menimbulkan perbedaan pendapat antara kami. Politik berbeda dengan politik praktis, politik sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dan terus berkembang seiring perbedaan zaman. Politik praktis merupakan sistem perpolitikan yang berbasis partai dan berkembang setelah dimunculkannya demokrasi di dunia. Munculnya demokrasi tidak disanggah lagi merupakan akibat dari ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah, jadi sistem demokrasi adalah sistem ketidakpercayaan. Berbeda pada zaman Rasul yang sangat percaya dan patuh pada pemerintah, karena pemerintah yang memang merakyat.

Politik praktis menurut beberapa sahabat saya merupakan sarana dalam menyampaikan da’wah dan tentunya kita harus masuk kedalam sistem jika memang kita ingin mengubah sistem yang ada. Jadi kita harus mengikuti sistem yang ada terlebih dahulu, jika sudah saatnya kita akan mengubahnya secara perlahan. Saya dan sahabat saya yang lain kurang menyetujui pendapat tersebut, terlebih banyak yang telah masuk kedalam sistem namun akhirnya terbawa arus didalamnya. Rasulullah pun menolak saat dirinya ditawari oleh raja pada saat itu jabatan, wanita dan harta, karena beliau yakin dirinya akan terlena oleh fasilitas yang ada disana. Jadi pendapat kami politik praktis sangat mempengaruhi jika kita berada didalamnya. Dan saya sendiri sudah membulatkan tekad, takkan ingin dan mencoba masuk pada sistem politik praktis, karena saya yakin saya tidak akan sanggup melewati ujian-ujian yang ada disana. Saya akan memilih untuk bergerak seperti Rasulullah yang membina aqidah terlebih dahulu, karena bagaimana kita mendirikan negara yang berhukum islam jika masyarakatnya tak mengerti islam. Setelah masyarakat sudah mengenal islam, maka langkah selanjutnya membuat mereka faham islam dan selanjutnya membuat masyarakat berjuang untuk islam. Jika masyarakat sudah ingin berjuang untuk islam, saat itulah negara dengan hukum islam dapat terlaksana (wallahu’alam).

Yusuf yang tergoda namun dipalingkan oleh ALLAH
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. QS. Yusuf (12) : 24

Penawaran kepada Nabi Yusuf tentang suatu jabatan dan Nabi Yusuf menerimanya
Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". QS. Yusuf (12) : 54-55

Ayat diatas menceritakan tentang Nabi Yusuf, yang bisa tergoda oleh wanita yang kita tahu kisahnya wanita tersebut adalah Zulaikha istri dari raja Al-Aziz yang pasti sangat cantik namun ALLAH memalingkan Nabi Yusuf agar selalu mengingat ALLAH. Artinya manusia bahkan Nabi pun dapat tergoda oleh wanita, maka lebih baik kita menjauhi dan melawan nafsu kita terhadap wanita. Serta ayat yang menjelaskan penerimaan penawaran kepada Nabi Yusuf suatu jabatan tinggi, dan Nabi Yusuf meminta dirinya agar menjadi bendaharawan mesir atas kemampuannya dalam menjaga dan pengetahuannya. Nabi Yusuf tidak meminta jabatan secara serta merta tetapi setelah ditawarkan oleh raja Al-Aziz pada saat itu, tidak seperti politik saat ini yang berusaha agar dipilih dan berlomba-lomba mendaftarkan diri.

Wallahu’alam bishawab. Segala kebenaran telah saya serahkan pada ALLAH, atas segala kesalahan mohon kritik dan saran dari pembaca. Budayakan diskusi dan tidak saling menjatuhkan.

By : me and Islam

Sumber : Al-Qur’an dan Hadits

2 komentar:

  1. As wr wb. Sy awalnya percaya bahwa dengan masuknya kita ke parlemen akan mampu mengubah sistem yg ada menjadi lebih baik dan lebih baik tentu yg saya maksudkan baik menurut islam, namun kenyataanya berapa banyak wakil kita dari kalangan ustadz bahkan kyai yg masuk parlemen tidak mampu melawan dahsyatnya arus sekular dalam bingkai demokrasi itu? Itulah sebabnya sekarang sy jg tdk percaya adanya politik praktis dan pragmatis yg ada dalam sitem sekular itu. Lebih baik kita mencontoh rasulullah yg tdk bergeming mendapat tawaran dari kafir quraisy waktu itu. Kenapa rasul menolak ? Padahal andai kata mau Rasul bisa saja memilih kekuasaan yg ditawarkan agar leluasa menjalankan visi misinya. Rasul lebih eksis mendakwai kaumnya agar paham akan syariat Allah utk kemudian bangkit bersama pertolongan dari-Nya meraih kesuksesan hakiki.

    BalasHapus
  2. Bagi saya politik praktis itu merupakan salah satu strategi untuk menjadi menang dalam konteks pesta demokrasi,namun yang menjadi saya tidak setuju dengan politik praktis, sekarang ini digunakan oleh para elit politik tidak sesuai dengan etika politik, sehingga yang tadinya politik di jadikan alat untuk merengkuh rakyat kini telah berubah arah menjadi tidak santun.

    BalasHapus